Saat menuju kantor
tadi pagi kepikiran ingin membahas salah satu transportasi yang satu ini,
memang sih transportasi ini sudah jarang bahkan sudah punah (*kayak hewan aja),
dengan berkembangnya Jakarta dimana gedung-gedung menjulang tinggi, bis-bis
yang sudah begitu modern, kereta yang sudah bagus fasilitasnya membuat “BEMO”
sudah tersingkir dari pusat kota dan sudah tidak menjadi kendaraan yang
dibutuhkan oleh para penguna trasporatsi umum.
Dulu “Bemo” ini
merupakan transportasi yang sangat berguna dan menjadi trasporatasi paling di
gemarin oleh banyak penumpang pada jamanya, terutama ibu-ibu yang mau ke pasar. Jadi ingat sama tante dimana
beliau suka banget naik “Bemo” rutenya saat itu dari pulogadung – senin, setiap
kali beliau mau ke senin selalu mampir ke rumah di rawamangun, kadang tante suka
ketiduran di dalam “BEMO” hehehe suka lucu kalau ingat itu, tapi jangan salah
supir “Bemo” sudah hafal sama tante ku yang satu ini makanya beliau suka
dibangunin kalau sudah didepan IKIP(*nama dulu UNJ).
Namun sayang
“Bemo” sudah tidak ada lagi di Jakarta terutama dipusat ibukota, namun Bemo
masih terlihat di pingiran Jakarta tepatnya nih kawan kalau kalian mau
merasakan gimana sih naik Bemo itu, kalian bisa temui transportasi “Bemo” ini
di pupar (arah mau ke cakung) . Rutenya sih engak bisa jauh untuk bemo ini
hanya dari pupar (arah ke cakung) sampai ke buaran, saya pun iseng mencoba “Bemo”
ini ternyata asyik juga (*norak ya)..
Salah satu supir
“Bemo” pun cerita “lumayan mba buat mata pencaharian, sehari saya bisa dapat
30-50rb. Itu kalau lagi rame”. Bayangkan donk kalau sepi dan para penumpang
lebih milih mikrolet yang jauh lebih cepat sampai tujuan.
Dipikir-pikir wah
jauh dari hasil transportasi yang lain dimana para supirnya bisa dapet setoran yang
jauh lebih dari supir “Bemo” ini namun saya pun salut dengan para supir “Bemo”
ini walapun mereka tahu kendaraan ini sudah punah mereka tetap menjadikan
“Bemo” ini sebagai salah satu mata pencaharian mereka sehari-hari.
Memang saya pun
mengerti akan hal ini kenapa pemerinta tidak mengijinkan bemo ini untuk
dijadikan alat transportasi lagi dikarenakan perkembangan jaman yang membuat
ibukota Jakarta ini semakin pesat, dimana warga menuntut transportasi yang
layak dan jauh lebih cngih, sehingga “Bemo” hanyalah sebuah kenangan para
penumpang di masanya.
Oh…”Bemo” semoga
engkau masih bisa memberikan rejeki untuk para supir yang masih menggunakan
engkau sebagai mata pencharian mereka.
No comments:
Post a Comment