- Welcome to my Blog -

Wednesday, July 24, 2013

“BEMO YANG MALANG”



Saat menuju kantor tadi pagi kepikiran ingin membahas salah satu transportasi yang satu ini, memang sih transportasi ini sudah jarang bahkan sudah punah (*kayak hewan aja), dengan berkembangnya Jakarta dimana gedung-gedung menjulang tinggi, bis-bis yang sudah begitu modern, kereta yang sudah bagus fasilitasnya membuat “BEMO” sudah tersingkir dari pusat kota dan sudah tidak menjadi kendaraan yang dibutuhkan oleh para penguna trasporatsi umum.


Dulu “Bemo” ini merupakan transportasi yang sangat berguna dan menjadi trasporatasi paling di gemarin oleh banyak penumpang pada jamanya, terutama ibu-ibu yang mau ke pasar. Jadi ingat sama tante dimana beliau suka banget naik “Bemo” rutenya saat itu dari pulogadung – senin, setiap kali beliau mau ke senin selalu mampir ke rumah di rawamangun, kadang tante suka ketiduran di dalam “BEMO” hehehe suka lucu kalau ingat itu, tapi jangan salah supir “Bemo” sudah hafal sama tante ku yang satu ini makanya beliau suka dibangunin kalau sudah didepan IKIP(*nama dulu UNJ).





Namun sayang “Bemo” sudah tidak ada lagi di Jakarta terutama dipusat ibukota, namun Bemo masih terlihat di pingiran Jakarta tepatnya nih kawan kalau kalian mau merasakan gimana sih naik Bemo itu, kalian bisa temui transportasi “Bemo” ini di pupar (arah mau ke cakung) . Rutenya sih engak bisa jauh untuk bemo ini hanya dari pupar (arah ke cakung) sampai ke buaran, saya pun iseng mencoba “Bemo” ini ternyata asyik juga (*norak ya)..


Salah satu supir “Bemo” pun cerita “lumayan mba buat mata pencaharian, sehari saya bisa dapat 30-50rb. Itu kalau lagi rame”. Bayangkan donk kalau sepi dan para penumpang lebih milih mikrolet yang jauh lebih cepat sampai tujuan. 


Dipikir-pikir wah jauh dari hasil transportasi yang lain dimana para supirnya bisa dapet setoran yang jauh lebih dari supir “Bemo” ini namun saya pun salut dengan para supir “Bemo” ini walapun mereka tahu kendaraan ini sudah punah mereka tetap menjadikan “Bemo” ini sebagai salah satu mata pencaharian mereka sehari-hari.


Memang saya pun mengerti akan hal ini kenapa pemerinta tidak mengijinkan bemo ini untuk dijadikan alat transportasi lagi dikarenakan perkembangan jaman yang membuat ibukota Jakarta ini semakin pesat, dimana warga menuntut transportasi yang layak dan jauh lebih cngih, sehingga “Bemo” hanyalah sebuah kenangan para penumpang di masanya.


Oh…”Bemo” semoga engkau masih bisa memberikan rejeki untuk para supir yang masih menggunakan engkau sebagai mata pencharian mereka.


No comments:

Post a Comment